Kamis, 29 September 2011

Sikap Politik PP. Hima Persis Terhadap Kemerdekaan Palestina


Konfilik Israel-Palestina selalu menjadi isu central dan sensitive dunia. Dipastikan, ketika konflik tersebut memanas, dunia akan langsung menyikapinya. Mulai dari Amerika, Eropa dan tentunya Negara-negara muslim. Mungkin hanya Arab Saudi yang kurang terdengar sikapnya.


Rekonsiliasi dan resolusi telah beberapa kali dilakukan untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Namun, hingga kini, upaya tersebut selalu mengalami kebuntuan. Solusi-solusi yang ditawarkan tidak pernah bisa menguntungkan kedua belah pihak, terutama bagi Palestina. Sejak memerintah, Obama menawarkan solusi yakni pembagian dua Negara. Bagi rakyat Palestina, tentu solusi tersebut amat merugikan. Karena walau bagaimanapun, Israel tidak punya tanah air. Hal ini diakui sendiri oleh Herzl. Ketika menyebutkan tujuan gerakan zionis, Herzl dengan tegas mengatakan “to translation of “a people without a land” to some “land without people”.

Jika melihat sejarah, pemerintah Amerika selalu berpandangan bahwa penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah pembagian dua negara. Misalnya, pada tanggal 14 Mei 1948, atas desakan Amerika, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang berisi pembagian wilayah Palestina dan Israel . Resolusi tersebut diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak. Dari sejumlah negara anngota PBB, 33 diantaranya menyetujuinya, 13 negara menolak dan satu abstain. Apa mau dikata, deklarasi itu menyebabkan wilayah Palestina terbagi tiga. Pertama, negara Yahudi yang mencakup 57 % dari total wilayah Palestina dan meliputi hampir seluruh wilayah yang subur dengan perimbangan penduduk 498.000 Yahudi dan 497.000 Arab. Kedua, wilayah Arab Palestina mencakup 42% dan hampir seluruh wilayahnya tandus dan berbukit-bukit. Perimbangannya, 10.000 Yahudi dan 725.000 Arab. Ketiga, zona internasional (Yerusalem) dengan perimbangan penduduk 100.000 Yahudi dan 105.000 Arab. Ironis memang, tanah yang pada hakikatnya milik Palestina sebagian besarnya dikuasai Yahudi yang notabene “numpang hidup” di tanah Palestina.

pembagian wilayah dua negara Islarael-Palestina, walau bagaimanapun tidak akan pernah efektif karena ada ketidakadilan bagi rakyat Palestina. Sangat ironis, sikap Amerika yang selalu menjungjung HAM dan keadilan dengan demokrasinya, dalam hal kemerdekaan Palestina selalu bertentangan dengan HAM dan Keadilan. tidaklah aneh, jika resolusi tersebut tidak pernah berhasil hingga sekarang. konflik selalu ada dan akan terus ada. kini, ketika Mahmud Abbas mengajukan proposal kemerdekaan Palestina dan menjadikan Palestina sebagai anggota PBB, Amerika dan Israel naik pitam. dengan alasan dan argumentasi yang irasional, mereka menolak keinginan Abbas yang mewakili rakyat Palestina: Merdeka.

Sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap Rakyat Palestina untuk merdeka, maka Pimpinan Pusat Hima Persis mengimbau dan mengintruksikan kepada semua kader di tiap level pimpinan untuk mengadakan aksi damai mendukung kemerdekaan Palestina. Semua kader Hima Persis, mulai dari PK-PW, diintruksikan untuk melakukan aksi damai pada Rabu, 28 September 2011, bertepatan dengan keputusan PBB terhadap usulan Proposal Kemerdekaan Negara Palestina.
adapun sikap Politik PP. Hima Persis terhadap kemerdekaan Palestina adalah sebagai berikut:
1. Mendesak PBB untuk mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat (merdeka)
2. Mendesak PBB untuk mengubah hak veto yang seringkali disalah gunakan oleh Amerika untuk mendukung Israel.
3. Mendesak Pmerintahan Indonesia untuk sepenuhnya mendukung berbagai upaya mewujudkan kemerdekaan Palestina.

*Penulis adalah Bidang  Politik PP Hima Persis

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mohon ditanggapi blog ini
http://islamexpose.blogspot.com
karena telah menggoyahkan keislaman saya :'(

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons